Pages

Tuesday, October 13, 2009

Thinking About Them

This night, I realize that someone out there might be not have a future and they might be need someone like me and you.

Sudah beberapa minggu belakangan saya jadi terbiasa pulang cukup malam dari Jakarta. Memang pengalaman yang sangat baru bagi saya yang tinggal di luar kota. Namun, dalam beberapa hari saya sudah bisa menyesuaikan diri. Pukul setengah delapan malam, saya memutuskan untuk pulang. Karena kalau malam di daerah Sudirman jarang banget ada bus yang langsung ke Tangerang, then I took taxi. Akhirnya taxi itu mengantar saya ke daerah Slipi.

Cukup ramai masih. Beberapa bus berhenti untuk menjemput penumpang. Kondektur-kondektur berteriak-teriak memanggil mereka, "Islamic! Tangerang! ayo bu, duduk..dudukk..!". Sepertinya mereka belum lelah. Bus-bus yang sudah hampir tidak muat lagi akhirnya berangkat, masih diiringi dengan klakson kendaraan yang tidak pernah putus.

Ketika saya melempar pandang ke sekeliling untuk kesekian kalinya, saya menyaksikan 4 anak-anak perempuan yang umurnya sekitar 3 sampai 8 tahun. Satu yang lebih besar, mungkin sekitar delapan tahun, memegang gitar sambil sekali-sekali memainkannya. Yang lebih kecil juga punya sebuah gitar yang sama. dua adiknya yang lain mengikuti di sekitar mereka.

tanpa rasa takut, yang paling kecil, mungkin sekitar 3 tahun, berlarian di jalan setelah mereka turun dari bus seusai mengamen. tanpa rasa takut, gadis berbaju hijau itu, berlari memungut sesuatu yang dianggapnya menarik. Tanpa alas kaki.

Decriptive Pictures (from http://djokdja.files.wordpress.com/2009/07/anak-jalanan1.gif?w=340&h=225)

Anak Jalanan

Beberapa lama mereka masih berlarian di sekitar sana. Kemudian bus lewat, mereka sama-sama berlari mengejar bus itu, termasuk yang paling kecil. Tapi tidak dapat. Sepertinya mereka sama sekali tidak merasa terbeban. Kasihan mereka. Itulah yang ada di benak saya.

Tak bisa dibayangkan apa jadinya masa depan mereka. Mereka masih sangat kecil untuk memikirkan hari esok. Yang mereka tahu mungkin hanya, hari ini aku mengamen, kasih amplop ke penumpang, dapat uang, kejar bus, menyanyi lagi sampai cape... Mungkin mereka tak berfikir ingin jadi apa mereka nantinya.

Saya pun kembali merenungkan, kemana orang tuanya? apa mereka tak punya sedikit pun daya untuk memperbaiki nasib anak-anaknya? mereka masih terlalu kecil untuk menghadapi kerasnya kota Jakarta, kerasnya hidup di jalanan.. ingin menangis rasanya melihat nasib mereka.

Sementara saya masih punya ongkos untuk pulang, masih punya fasilitas untuk membuat skripsi, masih punya uang untuk beli bakpau ataupun makan malam yang lebih baik. Saya masih punya masa depan, saya punya mimpi. Saya pernah seumur mereka tentunya, tapi saya tidak pernah mengalami kerasnya jalanan. Bagaimana kalau mereka bertambah usia? akankah kehidupannya berubah.

Sekarang saya semakin menyadari. Banyak orang yang tidak seberuntung saya. Banyak orang yang membutuhkan saya. Mungkin inilah maksud Tuhan mempertemukan saya dengan mereka. Saya juga yakin kalau Tuhan akan memperlengkapi saya dan Anda untuk jadi berkat bagi mereka..

Diberkatilah mereka. dan diberkatilah Anda. God bless you!

Yours sincerely,

Tia Hariani